SMP NEGERI 39 BANDAR LAMPUNG

Akreditasi

" B "

NPSN

69987782

Jumlah Guru

23

Jumlah Siswa

546

Kata Pengantar

Salah satu permasalahan lingkungan yang saat ini perlu diperhatikan dengan serius adalah masalah sampah. Sampah merupakan sisa dari aktivitas manusia yang dianggap tidak berguna lagi dan merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah dapat   berasal dari alam, aktivitas rumah tangga, maupun kegiatan industri. Berdasarkan jurnal Ratnasari, A, dkk (2019) Data menunjukkan bahwa sampah yang dihasilkan Indonesia secara keseluruhan mencapai 175.000 ton per hari. Undang-undang Republik Indonesia No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Di dalam UU tersebut dijelaskan bahwa Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.

SMP Negeri 39 Bandar Lampung merupakan salah satu sekolah di kota Bandar Lampung yang letaknya ada di salah satu bukit di daerah Panjang. Hal ini menyebabkan lingkungan di sekitar SMP Negeri 39 Bandar Lampung dikelilingi berbagai jenis tumbuhan. Sering kali, daun-daun kering dari tumbuhan di sekitar sekolah, membuat kebersihan dan keindahan lingkungan sekolah menjadi terganggu. Selama ini, belum ada penanganan yang tepat terhadap dedaunan kering tersebut. Setelah melakukan kegiatan pembersihan lingkungan sekolah, sampah daun kering tersebut hanya dibakar atau dibuang ditempat sampah begitu saja. Padahal, daun-daun kering tersebut dapat dimanfaatkan untuk dijadikan pupuk kompos yang sangat berguna bagi kesuburan tanah.

Daun-daun kering merupakan salah satu jenis sampah organik. Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alami. Menurut Sulistyorini (2005) dalam  Endang Setyaningsih,dkk (2017) menyatakan bahwa sampah dari sayuran termasuk daun-daunan sangat bagus hasilnya apabila dibuat menjadi kompos organik. Kompos daun ini akan sangat bagus digunakan kembali untuk menyuburkan tanah pertanian. Menurut Ekawandani, N. (2019), teknik pengomposan teknologi rendah masih menggunakan cara-cara tradisional untuk membantu proses fermentasi bahan organik menjadi kompos. Penggunaan mikroorganisme seperti Efektivitas Mikroorganisme (EM4) berfungsi untuk mempercepat proses pengomposan dalam kondisi aerob. Mikroorganisme yang terkandung dalam EM4 memberikan pengaruh yang baik terhadap kualitas pupuk organik. Pembuatan pupuk kompos memiliki keuntungan untuk menyuburkan tanah, lebih ramah lingkungan, dan proses pembuatannya yang mudah dan murah.

  1. Alat dan Bahan

a. Alat

Galery Produk & Inovasi

Foto Inovasi

Berikut gambaran produk dan Inovasi yang di kembangkan olah Sekolah

Read More

Vidio Inovasi & Produk

Berikut Vidio produk dan Inovasi yang di kembangkan olah Sekolah

Read More

Inovasi Guru

Berikut Produk dan Inovasi yang di kembangkan olah guru

Learn More

Naskah Inovasi

Salah satu permasalahan lingkungan yang saat ini perlu diperhatikan dengan serius adalah masalah sampah. Sampah merupakan sisa dari aktivitas manusia yang dianggap tidak berguna lagi dan merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah dapat   berasal dari alam, aktivitas rumah tangga, maupun kegiatan industri. Berdasarkan jurnal Ratnasari, A, dkk (2019) Data menunjukkan bahwa sampah yang dihasilkan Indonesia secara keseluruhan mencapai 175.000 ton per hari. Undang-undang Republik Indonesia No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Di dalam UU tersebut dijelaskan bahwa Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.

SMP Negeri 39 Bandar Lampung merupakan salah satu sekolah di kota Bandar Lampung yang letaknya ada di salah satu bukit di daerah Panjang. Hal ini menyebabkan lingkungan di sekitar SMP Negeri 39 Bandar Lampung dikelilingi berbagai jenis tumbuhan. Sering kali, daun-daun kering dari tumbuhan di sekitar sekolah, membuat kebersihan dan keindahan lingkungan sekolah menjadi terganggu. Selama ini, belum ada penanganan yang tepat terhadap dedaunan kering tersebut. Setelah melakukan kegiatan pembersihan lingkungan sekolah, sampah daun kering tersebut hanya dibakar atau dibuang ditempat sampah begitu saja. Padahal, daun-daun kering tersebut dapat dimanfaatkan untuk dijadikan pupuk kompos yang sangat berguna bagi kesuburan tanah.

Daun-daun kering merupakan salah satu jenis sampah organik. Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alami. Menurut Sulistyorini (2005) dalam  Endang Setyaningsih,dkk (2017) menyatakan bahwa sampah dari sayuran termasuk daun-daunan sangat bagus hasilnya apabila dibuat menjadi kompos organik. Kompos daun ini akan sangat bagus digunakan kembali untuk menyuburkan tanah pertanian. Menurut Ekawandani, N. (2019), teknik pengomposan teknologi rendah masih menggunakan cara-cara tradisional untuk membantu proses fermentasi bahan organik menjadi kompos. Penggunaan mikroorganisme seperti Efektivitas Mikroorganisme (EM4) berfungsi untuk mempercepat proses pengomposan dalam kondisi aerob. Mikroorganisme yang terkandung dalam EM4 memberikan pengaruh yang baik terhadap kualitas pupuk organik. Pembuatan pupuk kompos memiliki keuntungan untuk menyuburkan tanah, lebih ramah lingkungan, dan proses pembuatannya yang mudah dan murah.

  1. Alat dan Bahan

a. Alat

  • Botol semprotan 2 liter
  • Pisau
Tujuan inovasi sekolah SMPN 39 Bandar Lampung, yaitu: • Meningkatkan motivasi siswa untuk peduli dan bertanggung jawab terhadap kebersihan lingkungan sekolah • Mendukung upaya pemerintah dalam melestarikan lingkungan • Meningkatkan pengetahuan siswa tentang cara membuat kompos dengan memanfaatkan sampah organik dedaunan kering
Manfaat penerapan inovasi daerah SMPN 39 Bandar Lampung, yaitu: • Mengurangi sampah organik di lingkungan sekolah • Sebagai alternatif pilihan penggunaan pupuk yang ramah lingkungan
Inovasi yang telah dilakukan menghasilkan produk pupuk kompos daun dengan nama “PUKODA”.
Read More

Artikel Guru