Email

disdikbud.kota@bandarlampungkota.go.id

Telepon

0721 253752


SMP N 5 BANDAR LAMPUNG

Akreditasi

" A "

NPSN

10807190

Jumlah Guru

77

Jumlah Siswa

987

Kata Pengantar

Seiring bertambahnya jumlah penduduk dan sektor industri, maka diikuti pula dengan bertambahnya kebutuhan energi¸sedangkan cadangan energi fosil yang tersedia semakin berkurang. Untuk itu, peralihan penggunaan energi fosil menuju Energi Baru dan Terbarukan (EBT) merupakan sesuatu yang mutlak dilakukan. "Transisi energi ini mutlak diperlukan untuk menjaga ketersediaan energi di masa mendatang," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dalam acara webinar Potret Energi Indonesia pada Tempo Energy Day, Rabu (21/10). Salah satu bahan bakar alternatif terbarukan adalah biobriket dari bahan limbah biomassa. Potensi biomassa yang ada sebagai sumber energi sangatlah melimpah di Indonesia. Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintesis, baik berupa produk maupun buangan. Contoh biomassa antara lain: tanaman, pepohonan, limbah pertanian, limbah hutan, kotoran ternak. Berdasarkan statistik energi Indonesia (DSDEM, 2004) disebutkan bahwa potensi energi biomassa di Indonesia cukup besar mencapai 434.008 GWh. Ampas tebu, sekam padi, dan bonggol jagung merupakan contoh limbah pertanian yang dapat digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan biobriket. Limbah pertanian tersebut berpotensi diolah menjadi biobriket karena mengandung selulosa yang tinggi dan ketersediaannya di lampung sangat melimpah. Limbah ampas tebu merupakan hasil sampingan produksi berupa serat yang banyak mengandung parenkim setelah diambil niranya. Ampas tebu tersebut di Bandar Lampung sendiri banyak dihasilkan dari penjual es tebu di pinggir jalan sebagai pelaku industri kecil, oleh pedagang es tersebut ampas tebu tadi merupakan sampah yang mereka buang, dalam skala besarnya Lampung masuk sebagai 10 provinsi basis pengahasil tebu untuk Indonesia. Sama halnya dengan ampas tebu, bonggol jagung juga merupakan limbah pertanian yang banyak dihasilkan baik dari industri kecil seperti penjual jagung bakar dan penjual olahan jagung lainnya, maupun dari petani jagung sendiri yang menjual jagung pipil. Sedangkan sekam padi di Bandar Lampung ketersediaannya tidak melimpah seperti ampas tebu dan bonggol jagung, tetapi banyak dihasilkan di daerah-daerah penghasil padi seperti pringsewu dan sekitarnya. Dalam pembuatan biobriket selain bahan baku, penentuan jenis perekat yang digunakan sangat berpengaruh terhadap kualitas biobriket ketika dinyalakan dan dibakar. Perekat yang biasa dipakai dalam pembuatan briket adalah perekat aci dari tepung tapioka, tepung tapioka ini banyak dipilih karena ketersediaan nya banyak di pasar maupun warung klontong dengan harga yang relatif murah. Penggunaan nya juga cukup mudah, dengan mencampurkan tepung tapioka dan air kemudian dimasak sehingga menghasilkan larutan yg lengket dengan warna yang transparan. Kulit pisang jika dibusukkan akan menghasilkan zat gelatin yang dapat digunakan sebagai perekat dalam pembuatan briket. Lampung sebagai daerah dengan oleh-oleh khas nya yaitu keripik pisang menghasilkan limbah kulit pisang yang melimpah, sehingga mudah untuk kita mendapatkan kulit pisang tersebut di pengarajin keripik pisang yang tersebar di sepanjang jalan Gg. PU, kulit pisang tersebut yang selama ini sebagian besar pemanfaatannya sebatas di jadikan pakan ternak, penelitian kali ini dilakukan agar pemanfaatannya lebih optimal. Briket adalah sebuah blok bahan yang dapat dibakar yang digunakan sebagai bahan bakar untuk memulai dan mempertahankan nyala api. Briket yang paling umum digunakan adalah briket batu bara, briket arang, briket gambut, dan briket biomassa (Biobriket). Antara tahun 2008-2012, briket menjadi salah satu agenda riset energi Institut Pertanian Bogor.[1] Bahan baku briket diketahui dekat dengan masyarakat pertanian karena biomassa limbah hasil pertanian dapat dijadikan briket. Penggunaan briket, terutama briket yang dihasilkan dari biomassa, dapat menggantikan penggunaan bahan bakar fosil. Bahan penyusun briket Bahan penyusun briket dapat mencakup:[2][3] Bahan bakar utama: Arang kayu Batu bara Biomassa: Gambut Bahan pendukung: Batu kapur (pewarna) Pati (pengikat) Boraks (bahan pelepas, release agent) Natrium nitrat (akselerator) Malam (wax, sebagai pengikat, akselerator, dan penyala (igniter)) Briket dibuat dengan menekan dan mengeringkan campuran bahan menjadi blok yang keras. Metode ini umum digunakan untuk batu bara yang memiliki nilai kalori rendah atau serpihan batu bara agar memiliki tambahan nilai jual dan manfaat. Briket digunakan di industri dan rumah tangga. Bahan yang digunakan untuk pembuatan briket sebaiknya yang memiliki kadar air rendah untuk mencapair nilai kalor yang tinggi. Keberadaan bahan volatil juga mempengaruhi seberapa cepat laju pembakaran briket; bahan yang memiliki bahan volatil tinggi akan lebih cepat habis terbakar.[4] Mesin pembuat briket Mesin pembuat briket adalah mesin yang digunakan untuk memproses limbah dan residu usaha kehutanan dan pertanian menjadi briket. Sebelum dijadikan briket, bahan mentah harus diberik

Read More

Galery Produk & Inovasi

Foto Inovasi

Berikut gambaran produk dan Inovasi yang di kembangkan olah Sekolah

Read More

Vidio Inovasi & Produk

Berikut Vidio produk dan Inovasi yang di kembangkan olah Sekolah

Read More

Inovasi Guru

Berikut Produk dan Inovasi yang di kembangkan olah guru

Learn More

Naskah Inovasi

Seiring bertambahnya jumlah penduduk dan sektor industri, maka diikuti pula dengan bertambahnya kebutuhan energi¸sedangkan cadangan energi fosil yang tersedia semakin berkurang. Untuk itu, peralihan penggunaan energi fosil menuju Energi Baru dan Terbarukan (EBT) merupakan sesuatu yang mutlak dilakukan. "Transisi energi ini mutlak diperlukan untuk menjaga ketersediaan energi di masa mendatang," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dalam acara webinar Potret Energi Indonesia pada Tempo Energy Day, Rabu (21/10). Salah satu bahan bakar alternatif terbarukan adalah biobriket dari bahan limbah biomassa. Potensi biomassa yang ada sebagai sumber energi sangatlah melimpah di Indonesia. Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintesis, baik berupa produk maupun buangan. Contoh biomassa antara lain: tanaman, pepohonan, limbah pertanian, limbah hutan, kotoran ternak. Berdasarkan statistik energi Indonesia (DSDEM, 2004) disebutkan bahwa potensi energi biomassa di Indonesia cukup besar mencapai 434.008 GWh. Ampas tebu, sekam padi, dan bonggol jagung merupakan contoh limbah pertanian yang dapat digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan biobriket. Limbah pertanian tersebut berpotensi diolah menjadi biobriket karena mengandung selulosa yang tinggi dan ketersediaannya di lampung sangat melimpah. Limbah ampas tebu merupakan hasil sampingan produksi berupa serat yang banyak mengandung parenkim setelah diambil niranya. Ampas tebu tersebut di Bandar Lampung sendiri banyak dihasilkan dari penjual es tebu di pinggir jalan sebagai pelaku industri kecil, oleh pedagang es tersebut ampas tebu tadi merupakan sampah yang mereka buang, dalam skala besarnya Lampung masuk sebagai 10 provinsi basis pengahasil tebu untuk Indonesia. Sama halnya dengan ampas tebu, bonggol jagung juga merupakan limbah pertanian yang banyak dihasilkan baik dari industri kecil seperti penjual jagung bakar dan penjual olahan jagung lainnya, maupun dari petani jagung sendiri yang menjual jagung pipil. Sedangkan sekam padi di Bandar Lampung ketersediaannya tidak melimpah seperti ampas tebu dan bonggol jagung, tetapi banyak dihasilkan di daerah-daerah penghasil padi seperti pringsewu dan sekitarnya. Dalam pembuatan biobriket selain bahan baku, penentuan jenis perekat yang digunakan sangat berpengaruh terhadap kualitas biobriket ketika dinyalakan dan dibakar. Perekat yang biasa dipakai dalam pembuatan briket adalah perekat aci dari tepung tapioka, tepung tapioka ini banyak dipilih karena ketersediaan nya banyak di pasar maupun warung klontong dengan harga yang relatif murah. Penggunaan nya juga cukup mudah, dengan mencampurkan tepung tapioka dan air kemudian dimasak sehingga menghasilkan larutan yg lengket dengan warna yang transparan. Kulit pisang jika dibusukkan akan menghasilkan zat gelatin yang dapat digunakan sebagai perekat dalam pembuatan briket. Lampung sebagai daerah dengan oleh-oleh khas nya yaitu keripik pisang menghasilkan limbah kulit pisang yang melimpah, sehingga mudah untuk kita mendapatkan kulit pisang tersebut di pengarajin keripik pisang yang tersebar di sepanjang jalan Gg. PU, kulit pisang tersebut yang selama ini sebagian besar pemanfaatannya sebatas di jadikan pakan ternak, penelitian kali ini dilakukan agar pemanfaatannya lebih optimal. Briket adalah sebuah blok bahan yang dapat dibakar yang digunakan sebagai bahan bakar untuk memulai dan mempertahankan nyala api. Briket yang paling umum digunakan adalah briket batu bara, briket arang, briket gambut, dan briket biomassa (Biobriket). Antara tahun 2008-2012, briket menjadi salah satu agenda riset energi Institut Pertanian Bogor.[1] Bahan baku briket diketahui dekat dengan masyarakat pertanian karena biomassa limbah hasil pertanian dapat dijadikan briket. Penggunaan briket, terutama briket yang dihasilkan dari biomassa, dapat menggantikan penggunaan bahan bakar fosil. Bahan penyusun briket Bahan penyusun briket dapat mencakup:[2][3] Bahan bakar utama: Arang kayu Batu bara Biomassa: Gambut Bahan pendukung: Batu kapur (pewarna) Pati (pengikat) Boraks (bahan pelepas, release agent) Natrium nitrat (akselerator) Malam (wax, sebagai pengikat, akselerator, dan penyala (igniter)) Briket dibuat dengan menekan dan mengeringkan campuran bahan menjadi blok yang keras. Metode ini umum digunakan untuk batu bara yang memiliki nilai kalori rendah atau serpihan batu bara agar memiliki tambahan nilai jual dan manfaat. Briket digunakan di industri dan rumah tangga. Bahan yang digunakan untuk pembuatan briket sebaiknya yang memiliki kadar air rendah untuk mencapair nilai kalor yang tinggi. Keberadaan bahan volatil juga mempengaruhi seberapa cepat laju pembakaran briket; bahan yang memiliki bahan volatil tinggi akan lebih cepat habis terbakar.[4] Mesin pembuat briket Mesin pembuat briket adalah mesin yang digunakan untuk memproses limbah dan residu usaha kehutanan dan pertanian menjadi briket. Sebelum dijadikan briket, bahan mentah harus diberik
Menghasilkan Biobriket dari ampas tebu, sekam padi, bonggol jagung dengan perekat kulit pisang dan tambahan garam sebagi pemantik.
1. memberikan nilai tambah bagi limbah pertanian yang selama ini limbah pertanian tersebut pemanfaatannya belum optimal, dengan digunakan sebagai bahan pembuatan biobriket akan memberikan nilai lebih karena lebih bermanfaat.
Biobriket Limbah Pertanian dengan Perekat Kulit Pisang
Read More

Artikel Guru

Subscribe Our Newsletter